Miliarder Ini Sebut Investasi Rumah Tak Bisa Saingi Potensi Bitcoin
Ricardo Salinas, miliarder asal Meksiko, menilai rumah tidak mampu menandingi potensi Bitcoin (BTC) jika dilihat dari sisi kelangkaannya. Baginya, jumlah rumah bisa terus bertambah, sementara Bitcoin bersifat terbatas sehingga nilainya dianggap lebih unggul untuk jangka panjang. Meski begitu, Salinas tidak sepenuhnya menolak fungsi rumah. Ia mengakui bahwa rumah tetap penting sebagai tempat tinggal, hanya saja tidak sebanding bila dijadikan instrumen investasi. “Kalau kamu menganggap rumah sebagai investasi, jual rumah itu lalu beli Bitcoin. Atau tetap punya rumah, ajukan hipotek, kemudian gunakan uangnya untuk membeli Bitcoin, karena aset ini jauh lebih unggul,” ujarnya. Pernyataan ini menimbulkan respons di kalangan komunitas crypto. Salah satunya datang dari akun X bernama Pepe Onlyfrens, yang menilai rumah saat ini lebih menyerupai beban karena kenaikan pajak properti di banyak wilayah, seperti di negara bagian Washington, AS. Ia menambahkan, sikap miliarder yang berani menyebut Bitcoin lebih unggul dibanding properti menunjukkan keyakinan mendalam pada konsep hard money. “Dulu properti menjadi lambang kekayaan, tetapi kini kelangkaan digital mulai menantangnya,” tulisnya. Pandangan ini memperlihatkan adanya pergeseran cara pandang dalam dunia investasi. Dari aset nyata seperti rumah yang sarat biaya tambahan, menuju aset digital langka yang diyakini lebih adaptif terhadap perubahan zaman, diskusi mengenai arah masa depan investasi pun kian mengemuka.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Miliarder Ini Sebut Investasi Rumah Tak Bisa Saingi Potensi Bitcoin
Ricardo Salinas, miliarder asal Meksiko, menilai rumah tidak mampu menandingi potensi Bitcoin (BTC) jika dilihat dari sisi kelangkaannya. Baginya, jumlah rumah bisa terus bertambah, sementara Bitcoin bersifat terbatas sehingga nilainya dianggap lebih unggul untuk jangka panjang.
Meski begitu, Salinas tidak sepenuhnya menolak fungsi rumah. Ia mengakui bahwa rumah tetap penting sebagai tempat tinggal, hanya saja tidak sebanding bila dijadikan instrumen investasi.
“Kalau kamu menganggap rumah sebagai investasi, jual rumah itu lalu beli Bitcoin. Atau tetap punya rumah, ajukan hipotek, kemudian gunakan uangnya untuk membeli Bitcoin, karena aset ini jauh lebih unggul,” ujarnya.
Pernyataan ini menimbulkan respons di kalangan komunitas crypto. Salah satunya datang dari akun X bernama Pepe Onlyfrens, yang menilai rumah saat ini lebih menyerupai beban karena kenaikan pajak properti di banyak wilayah, seperti di negara bagian Washington, AS.
Ia menambahkan, sikap miliarder yang berani menyebut Bitcoin lebih unggul dibanding properti menunjukkan keyakinan mendalam pada konsep hard money.
“Dulu properti menjadi lambang kekayaan, tetapi kini kelangkaan digital mulai menantangnya,” tulisnya.
Pandangan ini memperlihatkan adanya pergeseran cara pandang dalam dunia investasi. Dari aset nyata seperti rumah yang sarat biaya tambahan, menuju aset digital langka yang diyakini lebih adaptif terhadap perubahan zaman, diskusi mengenai arah masa depan investasi pun kian mengemuka.