Bitcoin Anjlok 8,87% dari All-Time High, Kini Dibanderol US$113.000
Bitcoin (BTC) anjlok 4,95% menjadi US$113.000 dalam sepekan, Rabu (20/08). Hal ini berarti aset digital tersebut telah merosot 8,87% dari all-time high atau rekor tertingginya pada level US$124.000 yang dicapai pada pekan lalu. Tak hanya itu, Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan yang lebih besar yakni 9,89% menjadi US$4.100, XRP anjlok 9,86% menjadi US$2.89. Penurunan ini diikuti Solana (SOL) yang anjlok sebesar 7,04% menjadi US$180. Penurunan Bitcoin disebabkan oleh menyebarnya sentimen negatif makroekonomi dan sinyal teknikal yang melemah. Diketahui, Nasdaq 100 turun 1,5% usai laporan terbaru MIT Nanda menyebut bahwa 95% proyek artificial intelligence (AI) gagal secara komersial. Tak hanya itu, tarif baru Amerika Serikat (AS) terhadap 407 produk baja dan aluminium juga memicu kekhawatiran investor aset berisiko akan perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi. Hal ini membuat investor enggan mengambil risiko, menyebabkan dolar menguat dan menekan harga Bitcoin. Lonjakan delta skew opsi 30-hari ke 12% menunjukkan ketakutan ekstrem di kalangan trader derivatif. Secara teknikal, Bitcoin gagal mempertahankan level support penting di US$115.000, yang memicu likuidasi posisi long senilai US$113 juta. Indikator seperti RSI (di angka 40) dan MACD yang semakin negatif menandakan tekanan jual yang tinggi. Harga juga berada di bawah rata-rata 50 hari. Jika tekanan ini berlanjut, harga bisa turun ke support berikutnya di US$111.943, sementara pemulihan hanya mungkin terjadi jika BTC menembus kembali ke atas US$118.200. Institusi juga andil dalam penurunan Bitcoin. Bhutan memindahkan hampir 800 BTC ke dompet kustodian, kemungkinan untuk dijual, yang menambah tekanan jual dari sisi investor besar atau whale.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Bitcoin Anjlok 8,87% dari All-Time High, Kini Dibanderol US$113.000
Bitcoin (BTC) anjlok 4,95% menjadi US$113.000 dalam sepekan, Rabu (20/08). Hal ini berarti aset digital tersebut telah merosot 8,87% dari all-time high atau rekor tertingginya pada level US$124.000 yang dicapai pada pekan lalu.
Tak hanya itu, Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan yang lebih besar yakni 9,89% menjadi US$4.100, XRP anjlok 9,86% menjadi US$2.89. Penurunan ini diikuti Solana (SOL) yang anjlok sebesar 7,04% menjadi US$180.
Penurunan Bitcoin disebabkan oleh menyebarnya sentimen negatif makroekonomi dan sinyal teknikal yang melemah. Diketahui, Nasdaq 100 turun 1,5% usai laporan terbaru MIT Nanda menyebut bahwa 95% proyek artificial intelligence (AI) gagal secara komersial.
Tak hanya itu, tarif baru Amerika Serikat (AS) terhadap 407 produk baja dan aluminium juga memicu kekhawatiran investor aset berisiko akan perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi.
Hal ini membuat investor enggan mengambil risiko, menyebabkan dolar menguat dan menekan harga Bitcoin. Lonjakan delta skew opsi 30-hari ke 12% menunjukkan ketakutan ekstrem di kalangan trader derivatif.
Secara teknikal, Bitcoin gagal mempertahankan level support penting di US$115.000, yang memicu likuidasi posisi long senilai US$113 juta. Indikator seperti RSI (di angka 40) dan MACD yang semakin negatif menandakan tekanan jual yang tinggi. Harga juga berada di bawah rata-rata 50 hari.
Jika tekanan ini berlanjut, harga bisa turun ke support berikutnya di US$111.943, sementara pemulihan hanya mungkin terjadi jika BTC menembus kembali ke atas US$118.200.
Institusi juga andil dalam penurunan Bitcoin. Bhutan memindahkan hampir 800 BTC ke dompet kustodian, kemungkinan untuk dijual, yang menambah tekanan jual dari sisi investor besar atau whale.